Dalam beberapa bulan terakhir, berbagai wilayah di India—terutama kawasan di utara dan tengah—mengalami pemadaman listrik bergilir (load shedding) akibat lonjakan permintaan, infrastruktur listrik yang menua, dan keterbatasan pasokan.
📌 Fakta Utama & Dampak
-
Menurut laporan Down To Earth, puncak permintaan listrik diperkirakan mencapai 273 GW pada Juni 2025, sementara cadangan hanya sekitar 15–20 GW, menimbulkan risiko pemadaman skala luas Instagram+2Instagram+2Facebook+2FacebookDown To Earth.
-
Di kota seperti Gurgaon (dekat Delhi), pemadaman berulang sejak Mei telah mengganggu kehidupan sehari-hari. Beberapa komplek perumahan mengalami lebih dari 50 jam pemadaman, dan satu periode hingga 9,5 jam The Times of India.
-
Kota Patna, ibu kota Bihar, mencatat rekor permintaan mencapai 883 MW saat puncak suhu panas, memicu beban berlebih pada infrastruktur distribusi dan menyebabkan pemadaman lokal bergilir Down To Earth+1The Times of India+1.
-
Di Punjab (sekitar Mohali dan Ludhiana), beberapa area mengalami gangguan hingga lebih dari 8 jam. Warga melaporkan pemadaman malam dan siang yang tidak dijadwalkan, di tengah protes publik Hindustan Times.
-
Di Chandigarh dan Lucknow, pemadaman ini menambah penderitaan di tengah gelombang panas: wilayah seperti Manimajra, Alambagh, dan Rajajipuram mengalami pemadaman berkepanjangan yang juga menyebabkan gangguan pasokan air dan kerusakan alat elektronik The Times of India.
🚦 Penyebab & Mekanisme Pemadaman
Pemadaman bergilir ini dilakukan secara sengaja (rolling blackout) untuk mencegah keruntuhan sistem jaringan (“total blackout”), karena:
-
Permintaan tinggi saat gelombang panas – penggunaan AC dan pendingin meningkat drastis dalam suhu ekstrem Wikipedia.
-
Cadangan terbatas – ketersediaan pasokan hanya terpenuhi sebagian, menciptakan kesenjangan besar antara permintaan dan produksi Down To EarthThe Times of India.
-
Infrastruktur distribusi buruk dan terbengkalai – transformator tidak siap, banyak gangguan teknis memicu pemadaman lokal berkepanjangan The Times of IndiaHindustan TimesThe Times of IndiaThe Times of India.
🛠️ Tindakan Pemerintah dan Operator
-
Operator listrik lokal (seperti MVVNL di Lucknow dan PSPCL di Punjab) mengerahkan tim lapangan dan operator hotline untuk menangani keluhan warga secara cepat The Times of IndiaHindustan Times.
-
Upaya perbaikan meliputi rekrutmen teknisi tambahan—misalnya Gujarat menambah 3.000 linemen untuk memperbaiki jaringan dan memperkuat distribusi The Times of India.
-
Beberapa kota mempercepat instalasi transformator dan upgrade kabel bawah tanah untuk menahan beban tinggi dan mengurangi gangguan The Times of IndiaThe Times of India.
⚠️ Dampak Sosial & Ekonomi
-
Rumah tangga: tidur tak nyenyak, gangguan memasak, anak sulit belajar, kondisi kesehatan rentan selama gelombang panas The Times of IndiaThe Times of India.
-
Bisnis & lembaga: gangguan pertemuan daring, operasional terganggu, dan kerusakan elektronik akibat fluktuasi tegangan The Times of IndiaThe Times of IndiaThe Times of India.
✅ Kesimpulan & Rekomendasi
Krisis listrik di India saat memasuki musim panas tahun ini mencerminkan tekanan yang kuat pada sistem kelistrikan yang rentan. Load shedding digunakan sebagai solusi darurat, namun hanya memberikan respons jangka pendek.
Langkah lanjutan yang dibutuhkan antara lain:
-
Memperluas kapasitas pembangkit listrik (terutama thermal dan cadangan energi)
-
Menguatkan jaringan distribusi, termasuk transformator dan sistem monitoring
-
Mengembangkan kapasitas energi terbarukan dan penyimpanan baterai untuk menyeimbangkan puncak permintaan
Dalam kondisi saat ini, masyarakat harus (1) memperhatikan informasi pemadaman lokal, (2) menyiapkan generator atau inverter, dan (3) mengoptimalkan penggunaan energi selama gelombang panas.